Tuesday, September 08, 2009

puisi untuk semua

ketika guru saya bertanya, apakah saya pernah tampil di depan umum, saya jawab "iya", "apa yang kamu perankan?" tanyanya, "saya membaca puisi", "puisi siapa yang kamu baca?", jawab saya "puisi ibu saya dan puisi saya sendiri".
saya tidak menyadari ketika kecil bahwa ibu saya memiliki cara tersendiri untuk membuat anaknya yang satu ini bisa tampil di depan umum seperti halnya kakaknya yang pandai menari, sampai akhirnya saya menampilkan puisi saya sendiri dihadapan orang-orang. saat itu saya mengerti betapa penuh pengertian dan perhatian ibu saya terhadap kami. betapa sebuah keadilan dan kasih sayang beliau tunjukkan melalui dukungannya kepada kami. masing-masing kami memiliki 'aura' yang berbeda yang ibu saya bisa lihat. tidak sekalipun beliau memaksa kami melakukan hal-hal itu, tapi sekali ibu melihat bahwa tidak hanya anak tertuanya yang bisa tampil tapi yang kecil tidak memiliki hal yang sama dengan yang tua namun mampu melakukan hal yang lain. maka membaca puisilah saya di hari kartini, di peringatan tujuhbelasan, di pesta ulang tahun, di acara perpisahan, dan di acara keluarga besar.
duduk saya di ujung pintu kamarnya, melihat beliau menuliskan tiap kata untuk saya bawakan di malam harinya, penuh penghayatan beliau menyelami kata-kata tentang kebesaran ibu kartini sampai saya bisa menhafalnya waktu itu tanpa peduli apakah penampilannya akan dipuji, disenangi atau tidak, semua dilakukan untuk sebuah kenikmatan tersendiri.
duduk saya di sini mengenang itu semua, di saat hati dan pikiran saya mengingatnya namun belum sekatapun tertulis untuk sebuah puisi.
bila dulu ibu bisa menulis puisi kepahlawanan karena beliau mendidik anak-anak untuk mencintai dan menghormati pahlawan, maka saya hanya menulis puisi tentang cinta murahan, tentang ketololan diri saya, dan masih sekali tentang sebuah pengorbanan hidup.
ibu....saya ingin menulis puisi lagi. rangkaian kata-kata indah yang tidak murahan untuk siapapun yang membacanya, tapi mungkinkah menulis sebuah puisi yang seperti itu? yang berisi tentang kehidupan dari segala sisinya dalam satu puisi?
saya akan mencobanya.....judulnya:

Puisi untuk semua

di bibir jendela dalam remang malam kota
di bawah sana bias lampu merah kuning biru hijau
terlelap anak-anak dalam dekap hangat ibunya
tersandar mesra perempuan-perempuan di dada bidang lelaki-lelakinya
terbujur kaku tubuh keriput di atas pembaringan sakit
tertelungkup meringkuk tubuh tak berteduh atap di atas jalanan

di ketinggian jendela dalam dingin malam kota
di batas cakrawala yang pekat gelap berdebu
sisa panas siang menyebarkan aroma di malam hari
sederet doa terucap dibibir-bibir yang merinduNYA
serentet kata terdengar dalam berbagai alunan melodi menghentak dan syahdu
sekecap makian saut menyahut melampiaskan segala rasa

di balik kaca jendela dari hempasan angin malam kota
di kejauhan mata memandang hitam merah, kuning, biru dan hijau
putih menggambarkan kesucian
hitam menggambarkan kegelapan
abu-abu menyeruak di antara batas putih dan hitam
semua merasakan putih dan hitam dan berdiri dibatas abu-abu
semua merasakan dekapan, sandaran, kekakuan, doa, makian dan alunan

menjauh dari bibir jendela di dalam bilik di sebuah kota
merasakan siang dan melihat malam
melihat siang dan mengingat malam
masih diberi hidup
masih mampu bersyukur
sebelum semuanya hilang dan pergi

(di samping jendela keduapuluh)

Sunday, September 06, 2009

the thing is

the only thing that can turn the 'want it' feeling into the 'need it' thought and action.
the only thing that can make me feel beautiful without even look at my reflection in the mirror.
the only thing that can make me to have a reason to have it.
the thing is ...shoes.