Wednesday, August 29, 2007

berteman

salah satu kunci berteman bahkan bersahabat adalah saling menghargai dan menghormati, tapi bagaimana bentuk menghargai maka tiap orang akan menimbang dan melakukannya dgn cara yang berbeda. ini akan sesuai dengan kepribadian, gaya hidup, pola pikir dan bagaimana menghargai dirinya sendiri dan tidak dilihat dari jenis kelaminnya, suku, ras, asal negara dan budaya.
tapi rasanya ketika sudah mencapai umur berkepala 3, dengan pergaulan yang sudah dianggap cukup luas dan pendidikan yang dicapai sudah lebih dari rata-rata orang ternyata bukan jaminan seseorang dapat memperlakukan teman2nya dengan 'properly'
sms itu berbunyi:
"kita ketemu di X ya sekitar jam 8 krn gw ada meeting dulu jam 6" kata si Z
"dinner or just cup of tea?well, it's 8, let's make it a dinner, at 8 this'place'" balas si W
...........tak ada balasan sama sekali dr si Z, kesimpulan janji "jadi! dan approved by both"
sms jam 8:
"aku dah deket X, meeting dah klaar? kita jd ketemu di 'place' lgsg?let me know" kirim si W
"gw sakit, kl kamu mau ketemu di 'sana' aja" balas si Z
di'sana':
akhirnya ketemu jg.....si Z kliatan memang lelah, capek, dan sakit dan si W "mau" menemui krn Z adalah teman lama dan datang dr jauh.
"kl gitu kita gak lama aja ngobrolnya, km kliatan sakit sekali, sudah makan?"tanya si W
"sudah barusan ma 'B', ya kan 'B'?. maaf kita ketemuaannya jd begini aja, abis aku sakit banged" balas si Z
chit chat berlangsung sebentar, haha hihi...dan akhirnya berpisah

yang membuat bahwa pertemanan butuh saling menghargai dan menghormati dan tidak nampak pada percakapan itu adalah si W merasa sebagai pihak yang sedang tidak 'sakit' tidak mendapat balasan pertanyaan 'sudah makan belum'....kebayang gak sih, bila dari sesiangan dia gak makan sama sekali? krn dia merasa akan makan malam yang cukup 'proper' dengan teman lamanya. dan yang membuat si W merasa tidak dihargai adalah bila memang 'pertemuan' itu hanya berupa pertemuan teman lama yang bersifat sesaat dan just say "hi" then let si W knew it since the beginning, then si W dapat menyiapkan dirinya secara 'benar' untuk sebuah pertemuan 'singkat' krn si Z begitu banyak "meeting" bahkan ketika chit chat singkat itu berlangsung di'sana', 'tamu' selanjutnya sudah menanti. memang kata 'maaf' terucap tapi sesibuk apapun bila sudah dikomunikasikan dr awal, hasilnya akan lebih menyenangkan ketika hal 'urgent' terjadi akhirnya.

kuncinya untuk tetap merasa dihargai dan dihormati dan tetap dapat menghargai dan menghormati orang lain dalam berteman adalah ikhlas dan open-minded bahwa orang lain memiliki "pola pikir" dan "problem" yang berbeda dari diri sendiri dan bahwa berteman itu 'both side' dan bukan 'one side'concerned only....[sigh]

Friday, August 24, 2007

Sound.Of.Silence (S.O.S)

'mbak anna, kl lg senggang telp ya, thx' (sms jelang makan siang)
'aku dah mulai putus asa, an...gak kuat lagi...' (sms setelah makan siang)
hari yang ikut 'sedih' buatku ketika dua orang sahabat mengirimkan sms itu. mengingat siapa mereka dan bagaimana mereka, maka tidak mungkin saya mengabaikan untuk tidak menelpon mereka.
yang satu sudah melewati pesta kawin peraknya, yang satu sudah melewati lima tahun perkawinannya, tapi ternyata memiliki masalah yang sama dengan orang-orang dekat tercintanya. suami, ipar, dan keluarga besar....semua karena komunikasi....perbedaan dalam menterjemahkan 'kalimat', 'tindakan' dan 'pandangan'.
bukan... bukan untuk mendapat 'wejangan' dari saya....apalah saya ini, tapi untuk 'berteriak' kepada saya atas 'tekanan di dada mereka'. dan saya mendengarkan dan hampir ikut menangis...tp tidak...demi mereka.
dua orang perempuan perkasa di rumah tangga mereka, ikhlas, rela dan penuh cinta. mengajarkan saya banyak hal tentang arti sebuah keluarga tentang cinta dan tentang keikhlasan selain dari apa yang telah diajarkan oleh ibu bapak di rumah.
'terima kasih ya mbak, sudah dengerin dan kasi pendapat-pendapat. adik tadi bilang, tanya mbak anna, Ma...' (saya jadi malu)
'terima kasih ya, an, dah mo dengerin, saya butuh itu' (saya jg jadi malu, karena derita yang pernah saya ceritakan ke dia tidak ada apa2nya dibanding miliknya dan saya tidak bisa mengatakan apapun untuk menguatkannya, kecuali....kamu telah bisa selama ini dan kamu pasti akan tetap bisa...tidak boleh putus asa!)
untuk sementara, mereka memutuskan untuk 'diam' daripada semua menjadi tambah buruk karena 'berbicara' hanya akan menambah 'salah terjemahan'.
(korupsi waktu dan telp saya untuk mereka adalah sebuah korupsi yang berarti banyak untuk kami semua...maaf)

Thursday, August 23, 2007

woooops...

'kenapa bisa begitu?'
'apanya?'
'critamu'
'bukan..bukan karena critaku, tapi kata-katanya'
'ooo...'
'smakin banyak ngomong smakin ngelantur tapi smakin terbuka'
'dan...tiba-tiba 'wooopss'...sudah gitu aja?'
'iya.. sudah'
'kenapa?'
'begitulah saya....kan dah pernah kubilang'
'hhhmmm...'
'hanya, kenapa gak bilang aja dari pertama ya?'
'hahaha...jadi mrasa membuang waktu?'
'...mrasa sia-sia dan tersia-sia, mrasa bodoh, mrasa naif'
'kasian..baru nyadar'
'woooops.....it flew'
'stop analysing'
'.....:D'

Tuesday, August 21, 2007

women's power

(tulisan yg sering diawali dgn 'sms'an)
'an, thx ya for your help, it means a lot, doain smua lancar tar' tulisnya (bukan utk membanggakan atas bantuan sy...gak tau apa bentuknya kan?dan gak perlu ditulis di sini, krn intinya bukan itu)
'pasti, amin, and anytime, bu...as long as i am alive you can come to me' balas saya di sms dan di telp (akhirnya kt dia nelpon).
(tulisan yg juga terilhami dr chatting lewat email, secara bbrp di-ban buat YM, jd chatting hanya lewat email biar cuma bilang 'halah!'...hihii...dasar)
judul email:"skrg ttg bkk"
'aku kudu ngajak suami dan anak2 kl mo ke bangkok' tulisnya
'wah ribet dan repot kl ngajak kluarga, kapan rame2nya kita, aku aja gak ngajak mereka' balasnya
'tapi harus ijin suami ato nanti gak dapat sangu' balasnya lagi
'ya dah nanya suami dulu, nabung ato kredit buat ke bkk, dan ...kluarga mesti ikhlasin kita jalan sendiri....:D' provokasinya lagi
yang jomblo2 tmsuk saya hanya mencoba menengahi aja...ada yang bilang, "ya dah nunggu tabungan banyak tar baru kita jalan" yang lain bilang "aku paham kondisi kamu krn kamu bunda yang baik..bukan brarti yg lain gak..hehehe".
lama-lama judul email brubah jd: "kata hati" gara-gara sang provokator mengatakan 'ikuti aja kata hati kamu' (terlalu panjang kl ngomongin soal isi email kata hati ini....krn akhirnya ngomongin ttg wishes dan doa-doaan)
(ngobrol2 ma kawan2 lama, tema: 'blum juga dikasi anak')
'jadi, masih treatment sekarang?' tanya saya
'iya, sekarang pake herbal treatment, nih liat obatnya' jelasnya sambil menunjukan berbungkus-bungkus tablet herbal pada saya...gila banyak nian
'dah brapa lama minum itu?' tanya saya lagi
'hampir 2 tahun kalo gitu ya' jawabnya
'suami kamu treatment juga?' dasar saya suka 'menggali' (kt lain dr menginterogasi) informasi
'iya, cuma periksa tapi gak minum obat kok, kata dokter-dokter itu, kami berdua sebenarnya baik saja, cuma rahim perlu dikuatkan dan kista kecil ini harus hilang dulu' jelasnya lagi
'kalo kamu?' tanya saya ke yang lainnya
'masih pengobatan jg, tapi pasrah lah...suami sih...ya gitu lah'
'kamu?'
'kami berdua memang 'lemah' jadi harus treatment juga tapi insyaAllah akan inseminasi'
jadi saya tu mo nulis ini lho (jangan melihat saya yg masih jomblo maupun blum pengalaman, ini pemikiran saya sj):
perempuan juga itu harus memiliki 'power' dalam berpendapat dan mengambil keputusan. walaupun kami semua dididik dan dibina dalam aturan tak tertulis bahwa seorang istri harus 'mengabdi, manut bahkan mengalah serta menyimpan rahasia dan mungkin aib rumah tangga' bukan berarti perempuan tidak boleh mengatakan apa yang berhak dia dapat dan wajib dia lakukan.
ketika perempuan tidak memiliki kekuatan dalam hal ekonomi (bukan penyumbang nafkah keluarga) maka yang lebih sering terjadi adalah hak-hak mereka untuk bersuara terbungkamkan, keputusan adalah di tangan lelaki dan lelaki merasa berhak untuk meminta segala macam pengertian dari perempuan. bukan...bukan demikian yang namanya kesetaraan dan keadilan gender itu. padahal ketika perempuan memiliki kekuatan dalam hal ekonomi, maka dia mampu mendukung keluarga namun tetap menghargai 'daya' lelaki tanpa meminta macam2 karena perempuan2 itu dibekali dengan ilmu yang tadi itu -mengabdi, manut, mengalah'
gak hanya bersuara dan mengutarakan pendapat, dalam hal bertindakpun akhirnya perempuan tertindas. ketika belum jg dikaruniai anak maka yang selalu "heboh" dari semua itu (bahkan cenderung dipersalahkan) adalah temen2 perempuanku, dari treatment sana sini, menjaga badan dan wajah sana sini, tanya sana sini...laki-lakinya? berdalih 'mendukung' upaya istri, menemani ke dokter, mengingatkan minum obat dll...kenapa hanya mendukung? kenapa hanya menemani? kenapa hanya mengingatkan? kenapa tidak melakukan berdua untuk semua itu? dengan penuh kesadaran? dan ketika sudah mencapai beberapa waktu lama untuk treatment masih tetep istri yang heboh, apalagi kl dokter (tau nih dokternya pere ato laki) bilang bahwa suami baik2 saja, 'berenang'nya bagus, istri ada kista kecil, rahim kecil, peranakan kurang baik, kurang bisa menjemput bola.....tapi jujur saya bilang, mereka memang tidak menceritakan detail kondisi suaminya (tentu krn tidak mau membuka 'aib' keluarga) maka yang terjadi adalah....mertua ada yang ngomporin suami buat kawin lagi (come on...), ada yang akhirnya tidak sering menemani istri ke dokter lagi.
itu cerita ttg blum dikasi anak, lain lagi dengan crita blum mau punya anak. memang, untuk sebagian besar temen2ku yang 'well educated' itu, hal ini tentunya telah dibicarakan dengan pasangannya, dan telah melalui 'percobaan' macam2. namun, tetap 'male participation' diperlukan dalam hal 'KB' (menurut saya sih, secara sy blum pengalaman soal ini...bisa jd juga tar jd penganut murni 'women participation only'). dengan berbagai macam 'dalih' ttg hasil pemakaian kondom, maka lebih sering perempuan yang akhirnya 'heboh' sendiri dengan alat kontrasepsinya dan meninggalkan penggunaan alat pengaman itu. walaupun pemilihan ini juga atas hasil diskusi berdua tentunya. sorotannya adalah ketika ngobrol ma temen2 cowok yang 'sexually active' tapi blum nikah, yang 'well educated' juga, ternyata tidak selalu sadar akan pentingnya 'alat pengaman' itu (sebagian sadar sih). sekali lagi, perempuan 'termanipulasi' oleh 'kenikmatan' laki-laki ato kenikmatannya sendiri tanpa menyadari bahaya penyakit di baliknya hanya karena ingin menyenangkan laki.
dengan asumsi yang didasari atas 'tingkat pengenalan' terhadap para suami temen2 saya, maka keputusan untuk tidak menggunakan pengaman adalah didasari karena hasil kesepakatan berdua dan mereka dijamin bersih dan gak pernah 'selingkuh badan' (jelas bukan dengan psk sih kl mereka).
bila tulisan ini bias, itu bisa jadi, bias karena hanya merupakan ulasan dari cerita2 dan pandangan2 pribadi yang jelas belum berpengalaman sama sekali dan berdasar teori yang masih dangkal dan bukan kerena saya perempuan, tapi bisa dibilang tidak bias bila cerita2 itu tak terpatahkan dan adalah memang benar adanya (jelas ini pembenaran saya tentunya)
percakapan di atas terjadi antara saya dengan temen2 perempuan saya yang 'well educated', kebayang bila percakapan itu bukan dengan yg 'well educated' dan powerless women.

Friday, August 17, 2007

rumah

panas...entah kenapa malam ini panas sekali di kamar ini, aku yakin bukan karena aku sudah terbiasa dengan hawa 25C hampir 24 jam di bumi sana, tapi mlaam ini memang terasa gerah dan berkeringat.
rumah ini, memiliki kamar yang lebih banyak dibanding dulu ketika aku justru memiliki kamar tersendiri dengan 'ciri-ciriku' di dalamnya. aku bisa merebahkan badanku di manapun aku mau dan tidak ada siapapun yang keberatan. tidak ada satupun dari kamar-kamar ini yang masih menyimpan barang-barang khusus dari salah satu antara kami yang akan menandakan bahwa salah satu kamar itu adalah kamarku atau kamarnya.
panas memang, karena memasang pendingin perlu proses untuk menaikkan tegangan di rumah ini, tapi di sinilah aku sekarang, menghabiskan hampir 10 hariku "tanpa melakukan apapun" dan "berpikir apapun"....hanya makan tidur dan main....bhakan ambisi atas bacaan itu masih tetap tertimbun di dalam tas bumi itu.
menyenangkan? untuk kurun waktu ini iya...walaupun hampir panik ketika rasa kantuk sering muncul tiba-tiba, karena berarti tambahan lemak telah menekan aliran oksigen ke otakku, walaupun kawan-kawan lama menyukai penampilan baruku yang sedikit berkurang lemak...untung aku tidak mudah termakan pujian itu, tapi otakku tidak pernah berbohong.
rumah ini, tiba-tiba aku mendatanginya lagi, dan mengejutkan pemiliknya di siang bolong itu. aku merindukannya beberapa waktu lalu karena aku merasa bahwa aku harus "pulang" dan "diam".
rumah ini, membawaku kepada kawan-kawan lama (lagi) yang telah memiliki jiwa-jiwa baru dan tetap memiliki mimpi-mimpi baru....seperti diriku.
di rumah panas ini, aku meninggalkan dakiku dan menghanyutkannya menuju sungai di mana telah tersimpan seluruh daki hidupku selama ini. rumah ini mampu membersihkan diriku seperti biasanya dan merestuiku atas apapun langkah yang kuambil hingga akhirnya aku akan pulang lagi nantinya dengan daki-daki lain yang melekat di tubuhku untuk dibersihkan lagi dan direstui lagi.
rumah ini, selamanya akan menjadi tempat aku 'pulang' dan mengingat 'siapa diriku' dengan pengaruh hawa panas yang sebenarnya telah menjalar di uratku selamanya.
(taking part of my annual leave)

Friday, August 10, 2007

untouched

'i'd like to meet you and read your manuscript' he asked
'i don't have it yet' i said
'write' he replied
'inspire me' i said
'hahaha...'

and i wrote it...for him...

"seems like earth uses its energy to pull us from the crowd of our words and hold us at our own point...untouched"
(part of my manuscript)

'this is fabulous' he said


and now i published it...for you but this time i don't explain the meaning of my writing. you are free to describe, translate or even create your own meaning of my manuscript. that's the point of a writing to me, the reader has the right to give meaning. thanks.