Wednesday, September 26, 2007

harga diri

harga yang harus dibayar untuk sebuah "diri" antara lain:
kekeluargaan;
pertemanan;
suami/istri/anak/orang tua;
kolega;
dan diri kita sendiri.
semua dibayar (di-expend-kan/di-disburse-kan) untuk seberapa besar kita menghargai diri kita sendiri. misalnya, ketika kita menghargai diri kita dengan besarnya harta waris yang diperebutkan maka kita membayarnya dengan kehilangan keluarga. lalu, ketika kita menghargai diri kita dengan kekasih yang kita perebutkan dengan teman maka kita membayarnya dengan kehilangan dia sebagai sahabat. dan, ketika kita menghargai diri kita sebesar gaji kita atau setinggi pendidikan kita atau sesombong kita membanggakan kelebihan kita maka kita membayarnya dengan kehilangan suami/istri bahkan anak-anak kita bahkan orang tua kita. ketika kita menghargai diri kita dengan betapa pintarnya kita di tempat kita kerja, betapa orang lain tidak ada yang mampu melakukan pekerjaan sehebat kita maka yang harus dibayar adalah sebesar kehilangan kolega kita. juga, ketika kita melihat kita adalah perempuan atau lelaki maka salah satu diantara keduanya harus mengalah di antara yang lainnya hanya karena harga diri yang terlalu tinggi dipatokkan, yang terjadi adalah kehilangan keindahan sebuah persatuan diantara keduanya.
ternyata harga diri adalah teman dari kesombongan dan keangkuhan tapi harga diri juga tetap berteman dengan kerendahan hati, keikhlasan, kasih sayang dan empati. ketika kita mampu menghargai diri kita sebagai seorang yang tidak meletakkan harta sebagai patokan dirikita, warisan hanya harta yang juga bisa habis sehingga harga yang dibayar untuk mendapatkan warisan bukan putusnya hubungan kekeluargaan karena perebutan harta waris tapi semakin mempererat "trah" di keluarga kita. ketika kita menghargai diri kita dengan kasih sayang penuh maka kita tidak akan kehilangan persahabatan bila ternyata seseorang yang kita cintai memilih sahabat kita. ketika berpikir bahwa tidak ada manusia super sekalipun di dunia ini, tidak ada seorangpun yang mampu menguasai segaaaala macam ilmu di bumi ini, maka tingginya sekolah dan besarnya gaji bukan menjadikan ukuran harga diri kita di mata suami/istri atau anak bahkan orang tua, tapi ikhlas, rendah hati dan menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan yang orang lain tidak memilikinya dan menyadari bahwa setiap kekurangan yang satu merupakan kelebihan yang lain, dan menyadari bahwa seorang anak atau orang tua hanya menginginkan yang terbaik bagi orang-orang terkasihnya. ketika kita menghargai diri kita dengan meletakkan harganya yang takkan berarti bila tanpa adanya perempuan (ibu) begitu pula takkan berarti harga dirinya sama sekali tanpa adanya lelaki (bapak) maka kita tidak akan pernah merasa sendirian dan tidak berdaya bahkan tidak akan pernah merasa tidak berarti.
harga sebuah harga diri bisa amat sangat mahal bila kita kehilangan banyak karenanya tapi bisa amat sangat lebih mahal bila justru kita memberikan banyak dari harga diri kita karena menjadikan diri kita seseorang yang diinginkan dimana-mana dan oleh siapapun karena kita adalah orang yang dicintai, dikasihi, diinginkan, dimaui, dihargai, dihormati, dan didambakan oleh keluarga, teman, kekasih, anak, dan kolega.
(teringat bagaimana saya kadang-kadang terlalu berlebihan menghargai diri sendiri tapi justru membuat saya kehilangan banyak karenanya dan lupa bahwa saya bukanlah apa-apa tanpaNYA juga tanpa kalian semua..orang-orang yang membuat saya menjadi ...'saya yang tetap memiliki harga diri yang semoga banyak memberi dan bukan meminta untuk akhirnya kehilangan'...terima kasih dan maaf lahir batin ya...hehehe lebaran masih lama ya? gpp, ini adalah permintaan maaf yang tlaat yang seharusnya diucapkan sebelum saya memasuki lagi periode pembersihan diri habis-habisan 2 minggu lalu)

Friday, September 21, 2007

bukti

ini kali ketiga aku ke kantor itu, kali ini lebih rame dan meriah, beberapa wajah sudah mulai kuhafal karena memang mereka duduk di tempat yang sama seperti sebelumnya dan beberapa karena mereka memang 'berkeliaran' di situ hampir setiap harinya.
rata-rata aku menghabiskan waktu tak lebih dari 1 jam pada setiap kunjunganku, kuanggap cukup memuaskan dan cepat, karena kecepatan tergantung berapa banyak orang yang antri saat itu.
ya...salah satu alasan aku mengunjungi kantor itu adalah untuk membuktikan janji mereka bahwa sebagai WNI maka aku bisa membuat (memperpanjang-sebenarnya gak ada istilah ini mnrt mereka) paspor dimanapun di seluruh kantor imigrasi di Indonesia tanpa perlu lagi di tempat di mana KTP dan KK ku terdaftar.
dengan berbekal keyakinan dan dokumen2 lengkap serta tentunya KTP semarang kumulai kunjunganku di kantor imigrasi itu. hasilnya? memuaskan sebagai WNI yang mendapat layanan dr para pelayan masyarakat itu, cepat, mudah dan tetap...saya menyukai prinsip tanpa suap! yang memang dicoba diterapkan di kantor itu [bayarlah sesuai harga yang tertera pada kuitansi].
pertanyaan wajar dari beberapa pihak, baik pewawancara di kantor imigrasi maupun temen2:
'bikin paspor buat apa?'
jawabku: [klise dr dulu] 'mengunjungi sodara di LN'
jawabku: [dulu waktu pertama kali bikin] ' dan mo sekolah'
tanyanya:[dulu]'dimana?'
jawabku:[dulu]'di eropa' (mantap dan yakin)
jawabku;[sekarang] '.............' [diam]hehehe cukuplah dijawab yang mengunjungi sodara aja walopun banyaklah gunanya perpanjang paspor itu (kata saya dalam hati)
tanyanya: 'kenapa gak bikin KTP jakarta?'
jawabku: 'saya nomaden' [dalam hati: agar selalu masih ingat dimana saya berasal]
kata sobatku: 'jadi dulu kamu bikin paspor tapi blum tau mo kemana? dan blum yakin kapan mo dipake?kapan mo sekolah?'
jawabku:'iya.....itulah mimpi! seperti kamu bilang kan?'
katanya:'iya ya....aku harus mulai seperti itu, in. mimpi dan bertindak!'
kataku:'sip...segeralah bikin paspor, tar kita wujudkan mimpi kita jalan2 ke LN, okay, walopun entah kapan....pening bagi waktu ato sapa tau ada yg tiba-tiba kirim cek dan tiket buat 'menghadiri sesuatu' di manapun di belahan bumi ini...bermimpilah, Un...paling nggak aku dah mulai bermimpi lagi....:-)'
(paspor baru saya yg bernomor cantik semoga bisa terisi banyak sebelum 9112012...akan kubuktikan!)

Thursday, September 13, 2007

high heels dan puasa

'jadi mo sampe kapan puasa high heels nya?' aku
'ya sampe akhir bulan puasa lah..' dia
'yeee..itu mah bulan depan' aku
'kemarin aja dah bli yang baru lagi' dia
'kartunya pan di aku' aku
'diskon soalnya' dia
biar gak muluk-muluk ma 'manolo blanick' kayak carry bradshaw, tapi koleksi high heels nya sudah cukup menyaingi show room 'charles & keith' itu sendiri, sehingga dia memutuskan untuk berpuasa dulu shopping high heels baru. kalo lagi jalan di plasa itu, dalam satu minggu bisa aja sih beberapa kali nengok ke toko 'C&K' itu, padahal yang dipajang masiiih aja sama kayak hari2 kemarin, tapi rasanya puas kalo misalnya gak kelewat satu model terbaru sekalipun.
'jeans is fine, pants is also okay but never leave your high heels, an' dia
'hhhmmm....' aku (dulu, blum tll paham rasanya)
biar badan hampir 180cm tapi high heels gak pernah lepas dari kakinya, sama sekali gak ngeganggu langkah lebarnya dan berapa jauh jalan kakinya. yang satu ini juga mampu menyaingi show room toko sepatu juga, tapi high heels itu hanya di tumpuk-tumpuk di belakang pintu kamarnya, seru kalo liat dia nyari-nyari pasangan sepatu pas buru2 tapi ya ketemua aja gitu.
high heels itu: nyaman - kalo bentuknya sandal, cocok di iklim tropis-kalo bentuknya sandal, seksi -kalo gak tinggi2 amat, menambah percaya diri, cantik, macem2 modelnya, bikin pegel kaki-makanya jangan lebih dari 7cm dan merknya gak jelas, identik dengan perempuan.
gak pernah nyangka kalo akhirnya menyukainya setiap hari-bahkan mampu berjalan kaki jauh menggunakannya. gak pernah nyangka kalo matanya lebih demen ngeliatin kaki dan sandal saya ketimbang 'daerah-daerah lain'. gak pernah nyangka kalo bikin 'addict' (gak heran ketika carry bradshaw gak punya tabungan gara2 high heelsnya).
bulan puasa emang kudu puasa lahir batin bener-bener. "Tuhan kuatkan imanku, berkahi dan rahmati aku selalu....terima ibadahku ya, termasuk puasa high heels juga walopun warna pink itu cakep sih..oopsh..:-)
(gi kangen make high heels boots...tp gak mungkin kali yeee...gila aja panas gini pake boots)

Friday, September 07, 2007

cowok seksi

'mo ngapain wiken ini?'
'hhmm...nonton voli yuk, di senayan?'
'gak ah, gak demen, lagian apa serunya voli?isinya cuma cowok lompat-lompat'
'eee...bisa teriak-teriak, liat cowok seksi keringetan, ngisi hr sabtu, mumpung setan belum dibelenggu?(geloh yg ini)'
'seksi?apa seksinya?'
'oh ho...in my view, the sexiest atlete is volleyball player...see! liat nih liat deh!..nice butt, nice arms, nice posture, cute... :p'
'i can silat and play volleyball and i look sexy, they play volleyball but can't play silat :p'
'hu uh!bowling aja yuk?'
'hhmm...ngupi aja yuk?'
'andai aku dah baikan, pasti nonton voli, sam demen soalnya'
'sorry, gi acara kluarga'
'sorry, mo bulan puasa...harus silaturahmi kluarga'
'sorry, lagi les'
'gue dah punya cowok seksi di rumah'
'laiiiiinnn....'

'[sighs]....mo nonton cowok seksi nan enerjik in live aja susahnya minta ampun'
'[sighs]....ya elu sok demen olah raga aja lagaknya'
'hahahaha.....'(ketawa bareng-bareng dr berbagai macam arah dan sisi)

Monday, September 03, 2007

berteman lagi

'drag your mouse till the end of this page or more...full of sad..sad writing ya?, okay...sudahin aja ya topik itu' (my whisper to your ear)
sudah, kali ini saya tidak akan bercerita tentang sesuatu yang 'buruk' di seputar saya, bahkan ketika saya bercerita ttg 'my narcism' still sounds 'bad' ya...i am telling you, saya adalah sesosok makhluk yang seharusnya mengucap "alhamdulillah- segala puji hanya bagi Allah semata-' setiap saat. saya adalah ciptaan yang diberkahi dengan berlimpah rahmat dan kebahagiaan dibanding orang lain (masih ragu ttg hal ini...drag lagi aja mousenya sampai ke bawah), saya tidak menghadapi masalah-masalah dan penyakit-penyakit seperti mereka semua. tapi apa yang saya lakukan selain hanya berbisik-bisik mengucap 'doa' itu (dengan malu-malu dan tak tahu malu) adalah saya mengutuki diri saya sendiri atas kemalangan-kemalangan yang tidaklah sebanding dengan cerita-cerita di seputar saya.
jadi, saya mencoba berteman lagi dengan diri saya sendiri, dengan seputar saya dan menikmati setiap langkah saya. saya mulai belajar tersenyum lagi kepada setiap orang yang saya temui di sepanjang jalan bila dia memandang saya dari si bisu yang selalu tersenyum lebih dulu kepadaku, si tukang ojek, si tukang sapu, si polisi PP, si tukang mie ayam, si tukang batagor, ibu-ibu nasi uduk, si tukang korang, bahkan si polisi di pinggir jalan itu...oh ya...si tukang sampah yang tugasnya membersihkan sampah setiap pagi di sungai sebelah kantor Bakor itu ketika saya menuju kantor setiap pukul 08.15 pagi.
ya, saya akan berteman dengan diri saya lagi 'tanpa syarat'.
saya tidak akan bilang pada diri sendiri 'ana, saya akan berteman denganmu bila kamu sudah tidak bau, bila kamu sudah tidak menangis lagi, bila kamu sudah cerdas, bila kamu sudah mampu bercinta, bila kamu sudah dewasa, bila kamu sudah memiliki jabatan, bila kamu sudah berkelas, bila kamu sudah tidak mencintainya lagi, bila kamu menemukan cinta lagi, bila kamu dicintai, bila kamu cantik, bila kamu sudah lebih langsing lagi....dsb'.
tidak, maka saya tidak akan memberikan semua syarat itu karena saya akan menjadi diri saya sendiri yang mencintai saya ketika saya bau, ketika saya kusut, ketika saya menangis, ketika saya bahagia, ketika saya penuh cinta, ketika saya sendiri, ketika saya mendengarkan, ketika saya marah, ketika saya panik dan gelisah, ketika saya menikmati setiap kekumuhan dan kemewahan (yang terbatas), ketika saya ingin berteriak dan ngoceh nyrocos terus, ketika saya merasa cantik dan langsing dan ketika saya adalah saya dengan semua itu.
saya yang tanpa syarat (me who is unconditional)