Monday, November 24, 2008

guilty pleasure

menonton dan mendengarkan komentar-komentar Simon di American Idol adalah sebuah guilty pleasure tersendiri, begitu katanya.
guilty pleasure....is known as something one considers pleasurable despite feeling guilty of enjoying it, for example: fashion, food, or music.
bisa juga merasa bersalah dengan orang lain atau dengan diri sendiri ketika menikmati itu semua...yang pasti ternyata perasaan itu ...menggairahkan, membuat gue menemukan 'baju-baju' lucu dan pas buat gue ...hehehe...
jadi hari ini gue mrasa guilty pleasure bukan karena gue membeli smua baju-baju itu dan merasa bersalah karena sebenarnya tidak membutuhkan mereka bener-bener saat ini, tapi rasa bersalah yang muncul adalah gue membeli baju-baju itu hanya karena gue merasa senang bahwa satu hari telah terlewati dengan baik, walaupun sebenarnya masih menyisakan beberapa deadline yang seharusnya bisa saya kerjakan ketika saya menikmati saat-saat berada di 'fitting room' memilih berlembar-lembar kain dan celana itu dan menikmati bahwa ukuran baju saya yang ternyata lebih mengecil 1 ukuran dari sebelumnya. saya merasa bersalah karena menunda pekerjaan tapi saya juga merasa bersalah karena menikmati waktu berharga saya untuk berbelanja...tapi perasaan itu justru menyenangkan..hehehe..
damn!....it's great of feeling the guilty pleasure itu....sewaktu-waktu....and i was soooo...impulsive of doing it and feeling it. try it and it'll recharge your energy and feeling. trust me!..;)

Tuesday, November 18, 2008

kota bujang

saya baru sadar bahwa saya berada di atas tanah yang dulu paling hancur luluh lantak oleh tsunami di wilayah ini;
saya baru sadar bahwa saya berada di atas tanah di mana dipercaya menjadi tempat banyak mayat tak teridentifikasi dan bahkan hilang lenyap di telan samudra;
saya baru sadar setelah teman-teman saya di situ bertanya bagaimana tidur saya semalam, apakah saya baik-baik saja sendirian?;
saya baru sadar itu semua setelah saya terkantuk-kantuk di dalam hotel itu sendirian, gelap (karena saya cuma bisa tidur kalo lampu gelap) dan tiba-tiba merasa tempat tidur ini bergoyang-goyang kemudian serta merta saya berdoa dan berdoa lagi dan memaksa mata saya untuk terpejam. saya tau ada 'sesuatu' di sekitar saya tapi saya juga yakin bahwa saya tidak diberi kemampuan untuk melihatnya jadi saya belum pernah (semoga tidak akan pernah) takut menghadapinya..sendiri..di kamar itu selama 3 malam. saya tidak ingat itu dan tidak membayangkan akan seperti itu ketika saya setuju untuk datang ke kota itu..sendirian..ya di calang...kota bujang begitu mereka menyebutnya.
kota bujang karena menurut mereka yang tinggal di sana, jumlah orang yang single baik karena belum menikah maupun memilih untuk tidak membawa keluarganya tinggal di kota ini cukup banyak, kota di mana akhir pekan menjadi lebih sepi dari biasanya karena mereka yang membujang kembali ke rumah mereka di kota-kota lain, kota di mana seperti kota-kota lain di aceh...banyak memiliki warung kopi yang ternyata selalu menghidangkan kopi (atau minuman lainnya) yang lebih manis dari minuman yang kata orang di jawa tengah setiap minuman selalu manis. mungkin juga karena saya sudah terbiasa untuk tidak membubuhkan gula di setiap minuman namun ternyata saya masih tetap ingin mencoba dan terus mencoba setiap teguk kopi di rapat-rapat kami, di warung kopi, di pinggir pantai dan di hotel itu bahkan kopi mekup juga telah menjadi favorit minuman saya karena kekhasan cara meminumnya, karena penyajiannya dengan menelungkupkan gelas di atas piring kecil dan gurih kopinya.
jujur...setiap saat yang saya lewatkan di kota bujang ini selalu saya mencoba menggambarkan dalam benak saya bagaimana dulu dasyatnya tsunami dengan memandang pantainya, laut lepasnya, jalan-jalannya, bekas bangunan-bangunannya, menyelami cerita-cerita mereka tentang mayat-mayat yang terapung-apung di mana-mana, bau anyir dan bangkai di mana-mana, hanya minum air kelapa selama 7 hari, berjalan kaki dari satu kota ke kota lain untuk menuju medan dan kemudian tiba-tiba saya merasa tak seberapa sama sekali puisi yang pernah kutulis dulu untuk menggambarkan rasa mereka, rasa kehilangan, rasa pasrah, rasa tak berdaya.
kota bujang, kota yang setelah bencana itu hanya menyisakan 20% dari penduduk aslinya atau katanya hanya kira-kira 15 orang saja di tiap desanya ketika itu, kota yang belum sembuh dari 'luka', kota yang telah mengubur sejarahnya sendiri tapi akan mengukir sejarahnya yang baru lagi dengan orang-orang "bujang" nya.

Sunday, November 09, 2008

sok penting

saya emang suka "sok Penting" hehehe... (istilah 'dalem' yang dilontarin temen ketika kami 'gontok-gontokan soal jadwal...oom, jadi sok penting beneran kan? hu uh).
gini..
sok penting pertama, saya suka sok penting kl lagi liat-liat barang di toko, di warung, di stand, di stall ato di mana aja lah...sok pentingnya adalah, kalo pas saya datang tu toko blum rame eee....saya mrasa pas ada saya tu toko yang tadinya gak rame tiba-tiba jadi rame, orang2 pada ikutan ngeliat ato malah bli...sok penting banget ya? sok ngebawa aura of attraction gitu.
sok penting lainnya, temen-temen demen curhat ma saya ...kegeeran banget gak sih? padahal saya aja yang suka ngorek-ngorek mereka, daripada jengah saya tanya-tanyain so mereka mah crita aja kali ke saya...hehhe..sok penting banget ya?
sok penting lainnya, yah secara bonyok dah tua jadi mereka juga suka minta pendapat saya soal apapun. dan biasanya pendapat saya suka dipake..."iya ya..betul tu, an"...hehhee..kalo ini wajar kali ya dalam kluarga (sok penting amat gak sih?)
sok penting yang kedengarannya paling penting adalah soal kerjaan di kantor. berhubung tim saya di kantor cuma terdiri dari 2 orang dengan tugas dan fungsi berbeda so saya gak bisa ninggalin kantor seenaknya karena kalo gak ada saya tu kegiatan pada "malas" ngerjain..."mbak anna/bu anna/anna, ingetin ya kapan kita kudu deadline, kapan kita kudu selesaiin ini, kapan kita kudu monitoring, nah kalo gak ada mbak anna trus gimana?". asli ini yang sok penting banget. yah tapi emang, kalo saya tinggal beberapa hari, itu artinya kami gak akan ada rapat, gak akan ada diskusi, gak akan ada workshop, gak akan ada monitoring, gak akan ada bikin laporan, gak akan ada negosiasi...halah...sok penting banget ya? emang sih beberapa bisa dilakukan jarak jauh: lewat email misalnya atau telpon. emang rekan saya gak bisa ngerjain itu smua? ya nggak lah ya....fungsi nya pan lain, emang gak ada orang lain yang gak bisa diserahin itu semua? ya nggak lah...orang lain gak satu tim ma kami mereka punya tugas masing-masing dan gak satu kantor, emang gak bisa pending dan dikerjain tar-tar? ya nggak lah ya...kerja dari jam 8-16 itu rasanya gak cukup, emang mereka yang kerja bareng ma saya cuma ngerjain kerjaan yang berhubungan ma saya? ya nggak lah ya...mereka mah dah sibuk juga.
blum lagi kalo temen2 daerah minta 'bantuan' saya karena saya dianggap cukup 'garang' bicara di depan kepala-kepala itu, kepala beneran, kepala batu, kepala (ber) cabang, kepala-kepalaan....(sialannn...kalian ini ya, saya tu gak galak, saya cuma gak suka yang 'lemot', gak pasti, gak jelas, dan gak tegas apa maunya dan kapan selesainya), anyway, thanks for considering me as a 'reliable' person, sayangnya saya gak bisa memenuhi permintaan semua, semua harus seimbang dan diseimbangkan biar gak ada yang mrasa 'tidak dihargai'.
well...jadi emang saya sok sibuk dan sok penting. emang gak bisa dikerjain orang lain? ya bisa kalo saya gak kerja di situ lagi...hhahaha...tp selalu ada harga yang dibayar dari sebuah kerja keras, semangat, prestasi, rasa sok penting dan dedikasi ...semua ada rewardnya (and damn, ada juga yang kena punishment, yeaaah...the one who is not that "sok penting" enough has been proven to be 'kicked out' from our circle, sorry man, i don't say you deserve it but you make it to be like that).
anyway, sok penting itu justru membuat saya mrasa berguna, membuat saya hidup setiap harinya dan punya alasan buat bangun setiap harinya, membuat saya mrasa dibutuhkan, membuat saya berarti bahwa apa yang saya lakukan emang penting dilakukan dan harus dihargain, sok penting itu membuat saya selalu berpikir positive bahwa saya bisa melakukannya, bahwa saya mampu dan saya bisa....well...tapi saya gak takabur kok karena setiap saat saya (insyaAllah) berdoa "Tuhan, mudahkan dan lancarkan semua urusan dan kerjaan saya ya...thanks a lot and amin" tanpa ini saya hanya seonggok daging dengan otak dan kesombongan besar di kepala dan dada karena selalu merasa 'sok penting' terus. tanpa sok penting aja saya selalu merasa bukan apa-apa, apalagi gak mrasa penting....saya bisa rendah diri all the time dan diinjak-injak orang karena gak punya kepercayaan diri untuk maju (God, please don't make me feel that way ya).
masih ada yang kurang dari semua 'sok penting' saya itu....masih ada...dan asli, saya sama sekali tidak percaya diri untuk hal satu itu tapi saya punya kepercayaan kalo saya bakal dipercaya untuk menjadi 'sok penting' atas hal itu...some day...:)