Monday, February 02, 2009

waktu dan kehidupan

waktu memang bisa menyembuhkan luka, menjadikan buah lebih matang, membuat kembang lebih mekar dan semerbak, namun waktu jugalah yang bisa membuat derita, merubah sikap, melayukan dan merontokkan daun-daun serta bunga-bunganya...dan mematikan yang hidup. tidak ada siapapun yang bisa melawan waktu dalam bentuk apapun. dia terus berjalan dengan pasti, teratur, dan konsisten dengan kodratnya, dia rendah hati mengikuti tempat dimana dia ditakdirkan. itulah waktu....(dalam definisi saya).
begitu hebatnya kekuatan yang diberikan Tuhan kepada waktu sehingga semua definisi waktu itu mampu dia lakukan.
orang (cuma mampu) berkata "tunggu waktu yang tepat atau saatnya belum tepat...kita tunggu saja".

orang juga berkata "kamu percaya An, bila Tuhan menghendaki maka dalam se"klik" - sambil menjentikkan jarinya- maka semuanya akan berubah, hanya dalam sekerdipan mata maka apa yang terjadi di depan matamu akan berubah dari apa yang kamu ingin lihat"
orang bahkan berkata "pintu atau jendela itu tidak selalu terbuka dua kali, An...kesempatan tidak muncul setiap saat"
jadi, mana yang lebih diberi kekuasaan oleh Tuhan di sekeliling manusia.....waktu atau kehidupan?
(bagi saya) kehidupan adalah bagian dari waktu, ada atau tidak ada (kehidupan) saya, sang waktu terus bergerak.
namun waktu tidak selalu menguasai kehidupan!
dia memang bergerak - unstoppable! tapi hanya kehidupan yang bisa bilang kapan saya ingin makan, kapan saya ingin tidur, kapan saya melewati pintu itu, dan kapan saya ingin berkedip. waktu tidak bisa membuat saya menentukan apa mau saya!.
bukan karena sudah jam 12 maka saya makan siang, tapi karena saya harus makan di saat itu.
bukan karena sudah jam 12 maka saya tidur malam, tapi karena saya memang sudah mengantuk pada tengah malam itu.
bukan karena pintu itu terbuka di depan saya maka saya masuk, tapi karena saya tau saya akan menemukan hal indah di baliknya.
bukan karena setiap seperkian detik mata saya berkedip, tapi memang hidup mata saya akan berkedip setiap beberapa detik sekali...dan sebagainya.
bila waktu bergerak dan saya tetap memiliki kehidupan saya seperti saat ini, maka saya memang memutuskan untuk memilih itu dan bukan karena waktu membuat saya hidup seperti ini.
jadi bukan..bukan karena waktu ini adalah waktu di mana orang-orang terdekat saya mengalami saat-saat kesedihan dalam hidup mereka karena kehilangan orang-orang terkasihnya, tapi karena kehidupan menentukannya demikian. dan juga bukan karena shio saya mengatakan bahwa 2 minggu lalu adalah saat ketika saya mendengar banyak berita buruk tapi memang kehidupan telah digariskan demikian.
ketika:
sahabat saya mengabarkan bahwa bayi kecil yang baru keluar dari rahimnya tidak dapat bertahan hidup karena sepsis yang dideritanya;
sahabat saya mengabarkan bahwa ayah tercintanya dalam waktu dua hari sejak jatuh telah pula kembali kepada Tuhan,
sahabat saya tidak tau bagaimana mengatakan pada saya bahwa bunda tercintanya meninggal setelah dia rajin menceritakan kondisi sakit beliau kepada saya,
sahabat saya meneriakkan (dengan kelegaan) bahwa dia memutuskan untuk mengakhiri perkawinan delapan tahunnya.
sahabat (agak jauh) meninggal setelah menderita sakit cukup lama.
sahabat saya kembali sakit dan dirawat.

apakah memang waktu diminta Tuhan mengabarkan itu semua ke saya dalam saat yang bersamaan, dimana tiga orang yang saya sebut pertama adalah benar-benar sahabat dekat saya, ataukah memang kehidupan mereka (dan saya) digariskan demikian....saya lebih memilih yang kedua. kehidupan yang saya pilih dan jalani membuat saya memiliki sahabat-sahabat terbaik itu dan kehidupan kami diliputi dengan saling menguatkan satu sama lain dan bukan (hanya) waktu yang mempererat kami, karena diantara mereka tidak mengenal satu sama lain, mereka adalah sahabat-sahabat dari kehidupan saya di waktu dan tempat yang berbeda.

dan apakah waktu pula yang membuat saya membuat perjanjian untuk menghentikan (berhenti bukan putus) sebuah persahabatan pula? tidak! tapi kehidupan! yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi saya baik yang menyenangkan maupun menyedihkan dan juga kehidupan persahabatan kami ... saya (yakin) bisa melakukannya sejak lama (bila saya bersungguh-sungguh).

(tidak perlu bingung soal waktu dan kehidupan :-), saya hanya bercerita tentang kejadian kehidupan saya beberapa waktu yang lalu. toh saya tidak mempermasalahkan berapa lama saya sudah diberi hidup, saya justru bersyukur bahwa Tuhan amat sangat terlalu baik dan penuh cinta dalam kehidupan dan waktu saya, itu semua membuat saya lebih paham kenapa saya menjadi bagian dari waktu dan kehidupan!... dan (masih) banyak dosa nih!)