Saturday, October 21, 2006

khusyuk vs cinta

bukan karena sekarang masih ramadhan, juga bukan karena menjelang idul fitri maka membicarakan sebuah kekhusyukan rasanya pas....namun khusyuk itu seharusnya ada sejak jaman dahulu kala ketika otak dan jiwa ragaku mulai bisa memahami kehidupan.
dari sebuah buku, diriku disadarkan akan cara mendapatkan kekhusyukan. dikatakannya bahwa khusyuk itu tidak diciptakan tapi diterima seperti halnya ketika ketiban asmara dan jatuh cinta, maka tidak ada satu cinta pun yang dirasa yang muncul karena diciptakan.
jadi bila belum pernah merasa benar2 ketiban asmara atau jatuh cinta apakah akan susah merasakan sebuah kekhusyukan? pertanyaan itu yang semula muncul kepadaku untuk dapat merasakan kepasrahan akan menerima sebuah kekhusyukan. kebetulan aku sudah pernah merasakan bagaimana gilanya sebuah jatuh cinta, jadi aku bisa memahami apa itu "menerima" tapi tidak menciptakan. namun apakah cukup dengan itu untuk mencapai khusyuk? bagaimana kalau cinta itu justru dirasakan kadang menyakitkan? nah pertanyaan ini yang melampirinya kemudian....akhirnya diri mencoba mengingat cinta yang diterima yang lebih besar dari jatuh cinta manusiawi itu.....jatuh cinta yang susah...jatuh cinta yang kadang2 dilampiri dengan nafsu (nafsu apa saja yg manusia bisa rasakan), maka cinta itu kembali aku rasakan ....bahwa selama ini aku telah jatuh cinta dan menerima cinta yang tanpa syarat, yang tak bertepuk sebelah tangan, yang selalu mendengar dan ada buatku, cinta yang selalu mampu memberi apaaaaa saja permintaanku dan nafsu2ku, cinta yang mana kadang2 aku lupa bahwa aku mendapat cinta itu, yah....harusnya bisa ditebak, cinta Ilahi....cinta sejati seumur hidup (sepanjang umur hidupku sekarang dan sampai sisa umurku nantinya).....cinta yang tak lekang oleh waktu, yang telah aku terima itu kemudian aku resapi, aku rasakan, aku terima apa adanya, dan dari cinta itu pula aku mencoba menerima sebuah kekhusyukan dan kepasrahan diri.....hasilnya?
maaf beribu maaf....hasilnya hanya aku dan pemilik cinta sejati itu yang tau...yang pasti....ketika aku (kembali) "pull myself together" itu semua...karena cinta, karena kekhusyukan dan kepasrahan......dan semakin mencoba menerima semakin kurang dan kurang dan malah melihat cinta seperti apa yang aku balikkan kepada pemilik cinta sejati itu yang sama sekali tidak akan perduli bila cintanya sama sekali tidak berbalas....akhirnya mencoba pula untuk lebih membalasnya ....sekali lagi apa hasilnya?.....hanya aku dan pemilik cinta sejati yang tau tapi yang pasti....aku terus terang disini...pembalasanku amat sangat....jauh...jauh sekali dari sebuah kualitas pengorbanan cinta sejati, ketulusan cinta sejati, namun sebuah kepercayaan untuk merasakan selalu keindahannya.
jadi menurutku khusyuk vs cinta hanya akan diterima bagi orang-orang yang mengerti apa itu arti cinta dan mencintai.
aku mencintai kamu, dia dan mereka demi kamu, dia dan mereka yang mencintaiku dan hanya untuk membalas cinta sejati milikNya.

failure to launch

mungkin karena sudah cukup lama aku telah meninggalkan sebuah tempat yang secara harfiah di sebut sebagai 'rumah', dan hanya merasakan kehangatannya sewaktu-waktu (dulu) bila hati dan pikiran sedang mood atau mencari suasana lain selain penatnya udara jakarta dan kacaunya warna air jakarta...maka aku akan 'pulang'.
demikianlah yang kualami saat ini, sudah 3 bulan ini aku merasakan kembali sebuah kehangatan 'rumah' dengan segala tugas2 rumahan, dengan segala intrik2 rumahan dan dengan segala kenyamanan bercengkrama dengan orang2 terkasih serta dengan segala keleha-lehaan ala seorang anak/keponakan...maka sedikit banyak aku memasuki tahap "failure to launch",
pernah dengar istilah itu atau barangkali pernah melihat filmnya? yg main sarah jessica parker sebagai agen yang telah mampu membuat banyak pria lajang cukup umur untuk keluar dari rumah orang tua mereka dan tinggal sendiri atau menemukan pacar2 baru sebagai roommate. tanpa agen seperti sarah sebenarnya aku sudah berniat ..niat abis sejak dari mula itu untuk kembali ke kehidupanku semula....anak kost! tapi entah karena keenakan2 yg aku sebut tadi walaupun secara jarak...tempat tinggal yg sekarang amatlah jauh dari lokasi kenikmatan lainnya hehe...atau karena aku blum menemukan tempat yg pas atau sreg di hati maka aku belum mampu memutuskan untuk segera memasuki kehidupanku yang sebenarnya...walaupun telahlah aku mencoba untuk 'pull myself together' bener2...
kenapa terasa susah mencari tempat yg nyaman? bila soal harga tidak terlalu menjadi masalah? apakah jarak yg menjadi prioritas? lingkungan? fasilitas? atau apa???hehehe...trus trang kenapa semua itu sekarang menjadi pertimbangan2 yang pada waktu dulu lebih pada hanya mencari tempat yang berjarak dekat dengan tempat kerja dan kelihatan manusiawi saja tempatnya..soal lingkungan menurutku ...bagaimana aku membawa diri saja maka lingkungan akan terasa nyaman juga.
semoga tidak benar2 merasa 'failure to launch' yang akan membuatku nekad memilih tempat yg sebenarnya kurang kukenani namun cukup. ohya,,,,pertimbangan lain adalah,....keinginan untuk memiliki sebuah tempat atau kamar kos yang mampu menyimpan semua pernak-pernik perempuanku dengan secara bersih dan rapi dan sekali lagi.....manusiawi, hehe...walaupun konyolnya di tempat yang sekarang sama sekali space itu tidak ada sama sekali....parahnya 3 kopor itu masih teronggok di sudut kamar ini dan menjadi tempat menyimpan semua outfit itu....tp kok ya cukup ya???heran...maksudku yah sementara pulang kerja kok ya blum butuh yang aneh2 kecuali susah pulang malam2 dan nongkrong ma temen2 karena inget begitu jauhnya jarah yang harus di tempuh yah...bisa saja sih pulang malam kalo mau ngorbanin beberpa puluh ribu tiap malamnya....(hanya gila saja....itu cukup untuk tinggal nyaman di sebuah kamar kost dengan fasilitas yang menyenangkan diri sendiri...hehe)
anyway....baru kali ini aku curhat di blog ini....menyebalkan!

Saturday, October 14, 2006

pull myself together

Berarti ‘bangkit’ tapi aku lebih menyukai untuk mengartikan secara harfiah dari bahasa aslinya ‘menarik diriku bersama-sama’. Dalam benak dan bayanganku yang tergambar setiap kalimat itu terlintas adalah sebuah keadaan dimana aku mencoba untuk mengumpulkan diriku yang telah terserak dimana-mana yang dalam kondisinya yang berbeda-beda ke satu tempat secara bersamaan. Penyatuan ini terjadi akibat sebuah kekuatan telah menarik mereka secara bersamaan dan menggabungkannya menjadi sebuah sosok “diriku”…utuh.

Serasa selama beberapa bulan terakhir ini yang terjadi adalah beberapa diriku telah hidup dan bernafas di beberapa tempat secara bersamaan. Bukan dengan double atau multiple personalities, semuanya adalah diriku atau lebih tepatnya bagian yang ada di diriku. Serasa pada waktu yang bersamaan aku hidup dan berpikir di kampung halaman, di Jakarta, di kenangan masa lalu, di tangerang, di eropa ataupun di atas pesawat….lalu tiba-tiba aku berada di tempat yang asing dengan orang-orang yang sama sekali belum pernah aku jumpai namun serasa telah aku kenal sebelumnya.

Bukan berhalusinasi atau mengkhayalkan tentang semua kejadian namun bagian-bagian itu nyata dan hidup dalam waktu yang bersamaan. Saat ini, aku mencoba menyatukan seluruh serpihan diriku itu menjadi diriku yang utuh kembali yang jelas berbeda dari keutuhan yang dulu. Serpihan yang terkumpul kembali itu sebagian sudah tidak utuh lagi. Beberapa telah retak bahkan tercerabik dan meninggalkan bekas luka. Namun, diriku yang kembali telah mencoba menggabungkannya dengan sebuah kekuatan yang kusadari keberadaanya dari dulu namun tidak pernah benar-benar kumanfaatkan.

‘Pull myself together’…not as a new me…but it’s just- …Ana!.