nina dan andrea
rasanya sudah tidak sabar ingin cepat-cepat duduk dan membukanya, soal makan...gampang itu, toh dari tadi siang aku sudah melewatkan makan siangku. pernah bilang dulu, andai bisa kenyang tanpa makan maka aku akan sangat senang :-), memilih menu makanan adalah sesuatu yang selalu membuatku pening tiap hari.
akhirnya, duduklah aku di sudut ini, sepiring nasi bali dan aqua lalu mulai kubuka satu persatu bungkus plastik buku-buku itu. ya, aku baru pulang dari bookfair di JCC hari ini. menyusuri lorong-lorong stand pameran dan memasuki satu per satu stand itu telah melupakanku akan rasa lapar siang itu. stand buku-buku impor murah terlalu penuh untuk dimasuki bahkan celahpun tak ada, maka aku melanjutkan melihat ke stand berikutnya, sebuah stand buku-buku lama dan beberapa stand berikutnya juga. aku menemukannya...NINA, ya komik jaman aku kecil dulu, komik yang menemani liburan kenaikan kelas di rumah budhe bersama kakak sepupu, komik yang kami pinjam dari persewaan buku dekat kampus UGM, komik yang kami dapatkan dengan menaiki sepeda berboncengan menyusuri terusan selokan mataram di siang hari liburan itu, yang selalu aku rindukan dulu setiap datangnya liburan sekolah. akhirnya aku memilih satu komik NINA, cukup satu sebagai pelepas rindu masa kecil yang waktu dulu membutuhkan waktu lebih dari 1 jam untuk membacanya tapi sekarang tak lebih dari waktu itu untuk menghabiskannya.
stand buku lama berikutnya membuatku menyusuri setiap lapis tumpukan bukunya dan akhirnya aku menemukan mereka...buku-buku Umar Kayam dan burung-burung manyar Y.B Mangunwijaya. tanpa peduli bahwa buku bekas itu telah dihargai seharga buku baru jaman sekarang aku mengambil mereka. demi lebih mengenal HAMKA- 'falsafah hidup'-sepertinya bagus untuk membuatku menjadi seorang yang lebih arif :-). gairah masih membara untuk mencari buku-buku lain yang pada dasarnya tidak ada preferensi khusus ketika mengunjungi bookfair ini.
berjajar-jajar stand buku-buku islami ada di sana, dari segala macam ilmu fiqih, ilmu sosial islam, segala macam model terbitan ensiklopedia islam, tata cara beribadat, boleh dibilang segala macam ada. sempat terfikir, orang-orang islam indonesia pastilah menjadi orang-orang islam yang baik dan taat dimata Allah bila mereka benar-benar membaca buku-buku itu. tapi akupun malah tak membeli satu bukupun dari stand-stand itu, rasa malu pada Tuhan yang membuatku belum berani menjamah buku-buku itu, cukuplah 'La Tahzan' dan alquran di rumah yang menemaniku saat ini untuk membuatku merasa sebagai makhlukNya yang berusaha beriman setiap saat.
Tampak sekali bedanya antara pameran buku di indonesia dengan belanda. boekenfestiv di blanda juga seluas di JCC, mereka juga menggunakan aula atau stadion besar untuk menggelarnya, tapi tidak dipilah-pilah menurut penerbitnya dan disekat-sekat seperti di indonesia hanya dipilah menurut jenis bukunya saja, tidak banyak petugas yang melayani cukup beberapa yang mengatur buku-buku dan bagian kasir. mau di Maastricht, di Eindhoven atau di utrecht semua sama modelnya, seperti memasuki toko buku yang tanpa sekat saja, kita titipkan tas dan jaket lalu berkeliling sembari membawa cart atau tas belanjaan mirip belanja di supermarket dan setelah mendapat semua buku yang kita mau kita tinggal bayar di kasir di pintu keluar. tapi di JCC ini, aku seperti belanja di lorong-lorong toko di sebuah pasar buku besar, tiap toko memiliki kasir sendiri-sendiri dan memiliki petugas sendiri-sendiri, mau yang toko buku lama atau baru, mau penerbit buku-buku ilmiah saja yang tidak banyak pengunjung maupun penerbit buku-buku populer semua memiliki style sendiri-sendiri. jadi tak heran bila kita bisa kehilangan teman di sini bila sampai kita terpisah dari mereka dan sedikit susah mencarinya karena pandangan mata terhalang sekat-sekat itu.
Bicara soal bukunya, tentu saja berbeda sekali antara di belanda dan di indonesia, di sana banyak buku-buku berbahasa inggris dan belanda di indonesia tentu saja banyak buku berbahasa indonesia dan tak kalah banyak seperti kubilang tadi buku-buku keagamaan, hampir semua buku agama ada walaupun didominasi satu agama saja.
lorong yang hampir akhir itu juga penuh sesak, mencoba menyeruak di salah satu stand penerbitan dan melihat spanduk yang terpasang tiba-tiba aku teringat sahabatku ini, serta merta kutelpon dia dan menanyakan sudah berapa buku dia punya dari tetralogi ini, ternyata baru satu dan tetralogi yang belum genap tetra itu karena buku keempat baru akan rilis tahun 2008 memang laris bak kacang goreng. baru kali ini aku benar-benar melihat sendiri dan ikut menikmati apa arti jualan buku yang terjual bak kacang goreng. pembeli rata-rata anak muda dan perempuan, heheehe...aku termasuknya memang. ya, tetralogi Andrea Hirata, seorang lelaki muda yang mampu membuat buku pertama dari tetraloginya tertulis "Indonesia's most powerful book"...itulah 'laskar pelangi'. sahabatku yang telah mengenalkanku dengan judul buku itu dan uang cash terakhir di dompetku hari ini kuhabiskan untuk membeli tiga buku andrea dan hanya menyisakan beberapa ribu untuk sampai ke ATM terdekat di plaza ini di tempat aku duduk sekarang dan mulai membaca bab-bab pertama Laskar pelangi.
nasi bali sudah tidak terlalu nikmat lagi disamping memang urapnya sudah mulai asem telah kalah oleh senyum-senyumku sendiri membaca laskar pelangi yang memang ada lucunya tapi benar kata semua komentator buku itu, andrea mampu menulis sebuah buku sastra bermutu (menurutku). bila novel karya Tash Aw - the harmony silk factory- bisa jadi bahan bacaan di kelas south east asia study di amrik sana, maka tak heran bila nantinya laskar pelangi bisa menjadi bahan bacaan juga di kelas sejarah Belitong atau melayu, bahkan di bagian belakang buku dituliskan bahwa novel itu telah menjadi referensi beberapa penulisan.
bahasa yang ringan mengalir, penuh imajinasi, apa adanya, jujur dan ilmiah serta deskripsi yang mampu membawaku justru mengingat hampir seluruh masa kecil dan masa sekolahku dulu dan telah membuatku terasa lama membaca buku karena imajinasinya membuatku berimajinasi juga adalah daya tarik kuat bagiku untuk membuka setiap lembarnya sampai mata ini lelah di tengah malam ini akhirnya.
sahabat, kalau kamu pernah bilang bingung mencari lagi tulisan sastra di indonesia, maka sebagai pembaca awam aku bilang, kita telah menemukan satu lagi penulis itu. pram, ahmad tohari, STA, umar kayam, romo mangun, putu wijaya, HAMKA dan sebagainya pengarang-pengarang indah itu, telah ada satu lagi penerus mereka, dan akan banyak lagi di masa-masa nantinya, aku yakin itu.
(wow...i'm excited with all those books, don't worry honey, when you're not around i'll be fine 'cos i have them now. and hak, you can take those books anytime ya..of course after i finish them :-))